Umat Paroki Thomas Morus Maumere Berkomitmen Berjalan Bersama Yesus Menuju Komunitas Perjuangan
Yesus, meski la dihina, dicemooh, ditolak, dituduh sesat, la tetap memberikan yang terbaik dari diriNya untuk manusia, yakni hidupNya. Pemberian yang terbaik dan sempurna adalah memberi pada saat seharusnya anda menerima.Dengan kata lain, nilai pemberian tidak terletak pada apa yang kita beri atau seberapa banyak kita memberi tetapi pada pengorbanan kita, yang memberi di saat kita sendiri harusnya menerima.
“Semoga perayaan hari ini, meneguhkan hidup kita untuk senantiasa membuka telinga hati kita terhadap sabda Allah dan membuka mata kita untuk melihat dan peduli dengan sesama kita,” pinta RD. Epin.
Mengapa Yesus Menunggang Keledai?
Dalam khotbahnya, RD. Epin juga menjelaskan alasan biblis mengapa Yesus mesti menunggang keledai ketika memasuki Kota Yerusalem. Menurutnya, dengan menunggang keledai, Yesus memperlihatkan kepada
dunia tujuan kehadirannya yang hendak merajai dan memerintah hati banyak orang dengan cinta dan kelembutan.
“Yesus tidak menunggang kuda untuk memimpin pasukan berkuda, membawa tombak untuk menikam, atau perlengkapan perang untuk melindungi diri, sebab memang ia bukan Raja dari bumi yang dapat binasa ini. Ia adalah Raja Kekal, yang menunjukkan jalan-jalan kekal kepada para pengikutnya. Jalan menuju kekekalan tidak dapat ditempuh melalui kekerasan, kebencian, dendam, peperangan, dan kesombongan. Sebaliknya,
jalan menuju kekekalan adalah jalan kerendahan hati,jalan pertobatan,jalan pengorbanan, jalan pengosongan diri, dan jalan cinta kasih,” kata RD. Epin.