Tutup Festival Golo Koe Labuan Bajo, Ini Pesan Uskup Ruteng

Mutiara indah “hati yang berkorban” inilah yang ingin kita terus pelihara dan rawat dalam festival Golo Koe. Akhirnya untaian terima kasih kepada seluruh umat, masyarakat, dan publik Labuan Bajo.

Dalam festival Golo Koe telah kita tunjukkan The New Labuan Bajo, Labuan Bajo baru. Bukan sekadar terletak dalam keindahan alam dan kemegahan fasilitas wisata, tetapi terutama, Labuan Bajo yang aman dan damai. Labuan Bajo yang toleran dan harmonis. Labuan Bajo yang berbelarasa dan berbagi. Labuan Bajo yang ramah lingkungan. Labuan Bajo yang beradab dan religius.

Kita telah menunjukkan ke seantero nusantara dan penjuru dunia. Pariwisata sejatinya bukan menyingkirkan tetapi merangkul. Pariwisata mestinya bukan memelaratkan, melainkan mensejahterakan masyarakat setempat. Pariwisata seyogyanya bukan membuat orang terasing dan tercabik dari budayanya, melainkan dibangun dan bertumbuh dalam keunikan kultur dan kekayaan spiritual lokal.

Pariwisata bukan soal tarif naik atau turun, melainkan duduk bersama. Pariwisata adalah dialog mencari yang terbaik untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk keuntungan korporasi. Pariwisata adalah “lonto leok”, “nai ca anggit tuka ca leleng”.

BACA JUGA:
Website untuk Desa Golo Sembea, Komitmen Raymundus Jambrodi
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More