Trauma Tsunami 1992 dan Gempa Susulan, Ratusan Warga Kota Maumere dan Pantura Sikka Bertahan di  Lokasi Pengungsian

Bupati mengaku bahwa dari pengakuan warga diketahui mereka memilih mengungsi ke lokasi aman selain untuk mengantisipasi kemungkinan adanya gempa susulan, juga hal dilakukan karena mereka trauma dengan
gempa tahun 1992.“Rupanya warga masih sangat trauma dengan kejadian gempa tahun 1992 lalu, di mana tsunami menelan banyak korban dari warga  kampung mereka,” kata Bupati..

Bupati menegaskan bahwa Pemkab Sikka bertanggung jawab atas keselamatan warganya dari segala bentuk bencana, termasuk gempa. Sebagai salah satu bentuk tanggung jawab, lanjut Bupati maka warga yang memilih melarikan diri di Halaman Kantor Bupati dipindahkan ke Gedung Sikka Convention Center (SCC) dan Chosik hingga keadaan benar-benar aman.“Pemkab Sikka akan memfasilitasi tempat pengungsian bagi warga dan menyiapkan dapur umum sejak malam ini,” kata Bupati.

Diberitakan media ini sebelumnya, gempa berkekuatan 7,4 skala richter mengguncang sebagian besar Pulau Flores, termasuk Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Selasa (14/12/21) pukul 11.20 Wita. Gempa ini membuat
warga panik, khususnya warga yang mendiami pesisir utara Kota Maumere dan sepanjang pantai utara (Pantura) Kabupaten Sikka. Karena isu tsunami warga lalu panic, sehingga sekitar ribuan warga terpaksa
melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi, di antara di Pekuburan Iligetang, dan Jalan Lingkar Luar Kota Maumere.

BACA JUGA:
Bertemu PM Papua Nugini James Marape, Jokowi Dorong Kelanjutan Pembahasan PTA
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More