Tindakan Kekerasan Guru di Sekolah Berdampak Traumatis

Oleh : Fransiskus Ndejeng *)

Keempat, Berikan perhatian.

Jangan pernah mengabaikan anak. Salah satu alasan, pada remaja, melakukan tindakan kekerasan bisa jadi untuk mencari perhatian dari  orang dewasa. Istilah kerennya, adalah MPO (mencari perhatian orang) sebagai batu lompatan untuk diperhatikan guru. Hanya guru kurang peka membaca tingkah laku psikologis anak.

Kelima, Bangun rasa percaya diri.

Mengapa anak bisa terjerumus pada lingkungan yang tidak baik? Salah satu alasannya karena tidak  percaya diri dan mencoba membangun kepercayaan diri dengan masuk ke lingkungan yang merasa diakui, walapun lingkungan itu buruk. Oleh sebab itu, Buatlah anak percaya diri dengan memuji dan mengakui setiap perbuatan baik dan hasil karyanya.

Keenam, Hindari hukuman fisik.

Memberikan hukuman fisik dengan kekerasan akan meninggalkan bekas traumatis, dan  akan memberi contoh buruk bagi anak. Kalau sering memberi hukuman fisik, akan menjadi imun( kebal) dan menganggap kekerasan adalah hal yang wajar. Menyetir pesan moral Pater Dr. Hubert Muda, SVD pada Seminar peran guru di lingkungan   dunia pendidikan (2017), jangan mendidik anak dengan kekerasan  karena akan menimbulkan luka batin dan trauma yang mendalam, akan sulit disembuhkan dan dapat dijadikan noda hitam kebudayaan.(Makalah Seminar HUT PGRI yang ke 71).

BACA JUGA:
Relevansi Pendidikan Pramuka dan Kurikulum Merdeka (2)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More