Tindakan Kekerasan Guru di Sekolah Berdampak Traumatis

Oleh : Fransiskus Ndejeng *)

Sejalan dengan pesan titah Alkitab; jangan pernah berpikir bahwa anak kita yang masih kecil tidak tahu apa-apa. Justru mereka sangat peka untuk menangkap semua informasi dan semua perbuatan yang kita lakukan. Ingatlah bahwa anak merupakan titipan dan anugerah yang Tuhan percayakan kepada kita, orangtua di rumah dan guru di sekolah.  Oleh karena itu, jadilah orangtua dan guru yang bijaksana dan bertanggungjawab untuk anak didik kita.

Menurut data  yang telah dirilis Komisi  Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dari hasil survey Internasional Center for Reasearch on Women ( ICRW); sebanyak 84 % anak di Indonesia mengalami kekerasan di sekolah. Angka kasus di sekolah di Indonesia lebih tinggi dari Vietnam (79%), Nepal (79%), Kamboja ( 73%), Pakistan (43%).

Wakil Ketua KPAI, Maria Advianti ( 2017) menyebutkan Sekolah Ramah Anak menjadi solusi untuk mengatasi persoalan kekerasan di lembaga pendidikan. Sekolah Ramah Anak ini harus memiliki sejumlah kriteria. Seperti harus aman, memenuhi hak anak, melindungi dari kekerasan, sehat, peduli, berbudaya, serta mendukung partisipasi anak (KPAI.go.id, 21/2/2017).

BACA JUGA:
 Kapela Permanen,  Karya Penuh Syukur untuk Stasi Wangkal di Tahun Santo Yosep
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More