Tiga Kelompok Tani di Dusun Tureng Panen Padi dalam Keterbatasan Sarana dan Prasarana

Karena itu, ketiga Ketua Kelompok Tani mengeluhkan ketiadaan alat seperti traktor untuk menggembur lahan pertanian seperti kebun dan sawah yang mayoritas berbatu dan tanahnya keras akibat curah-hujan yang singkat.

Stefanus Naju (kedua dari kanan) selaku Ketua Kelompok Tani Hombo Pering. (Foto: Ardi)

 

“Sawah kita kan sifatnya musiman, saat turun hujan baru digarap. Curah-hujan juga sangat singkat di daerah kita sehingga saat membajak sawah tanahnya mengeras sehingga kalau dibajak menggunakan kerbau atau sapi cukup lama dan sulit,” kata Agustinus Sambut selaku Ketua Kelompok Tani Sinar Tureng di Tureng, Kamis  (25/8/2022).

Usai panen besar pada pertengahan tahun, lahan sawah atau kebun digunakan lagi untuk menanam tanaman palawija seperti kacang-kacangan, sayur-mayur, dan sebagainya.

Cara tradisonal dalam mengolah lahan pertanian dinilai Ketua Kelompok Tani di Dusun Tureng kurang efektif. Apalagi Pemda Manggarai pada jaman pemerintahan Bupati Christian Rotok sudah membuka lahan persawahan secara masif di Dusun Tureng dan sekitarnya menggunakan traktor atas biaya pemerintah daerah pada masanya.

BACA JUGA:
Dihadiri Sekjen KWI, Ribuan Umat Katolik di Intan Jaya Ikut Memeriahkan Acara Tabisan Imam Baru
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More