Tiga Kebodohan vs Ekspansi Investasi Asal Tiongkok

Apa risiko kebodohan ke-1 vs kelicikan Tiongkok tersebut di atas? Kita baca dari kajian Ian Bremmer, PhD, pendiri Eurasia Group Ltd, lembaga riset dan konsultasi risiko ekonomi-politik global di
New York, Amerika Serikat (AS). Mei 2010, Ian Bremmer merilis buku setebal 240 halaman dengan judul: The End of the Free Market: Who Wins the War Between States and Corporations.

Hasil kajian Bremmer (2010), pemain utama pasar dunia telah bergeser dari pemilik modal swasta ke pemilik modal Pemerintah (Negara). Sarananya ialah perusahan energi, BUMN, perusahan nasional
“milik swasta”, dan dana milik negara. Sehingga elit Partai Komunis Pemerintah Tiongkok, misalnya, menguasai pasar global guna meraih keunggulan atau pengaruh politik yang memicu distorsi-distorsi
pasar, friksi politik hingga perubahan supply-chains pasar global awal abad 21 (Mary Amiti et al, 2019)

Selain kebodohan pertama tersebut di atas, ada kebodohan ke-2 yakni kebodohan akibat terperangkap diplomasi jebakan utang (debttrap) asal Tiongkok. Akhir-akhir ini, berbagai negara di seluruh dunia, seakan loyo di hadapan aliran masif investasi asal Tiongkok.

BACA JUGA:
Kreasi Solutif PLN dalam Menyiasati Letak Geografis Indonesia Patut Diapreasiasi
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More