Tergantung Pada “Kampung”

Oleh : Sil Joni*

Tradisi ‘lambu (berwisata) entah di rumah (sekang) maupun natas labar (halaman rumah) menjadi pemandangan yang biasa. Biasanya dalam kesempatan ‘lambu tau’ itu, kopi atau teh menjadi teman obrolan. Senyum dan tawa, sudah pasti mengalir secara spontan dalam peristiwa perjumpaan dalam suasana kekeluargaan itu.

Terlalu nikmat dan indah untuk kita ‘melupakan’ begitu saja pengalaman di kampung itu. Jika anda ‘kehabisan inspirasi dan daya kreasi’ untuk melanjutkan perjuangan hidup di kota, datanglah ke kampung. Di sana, anda pasti mendapatkan Ilham baru yang tentu saja sangat berguna dan relevan bagi keberlanjutan proyek kehidupan yang anda jalani di area perkotaan. Selalu ada sesuatu yang baik datang dari kampung. Maukah anda untuk ‘toleh dan Jedah sejenak’ di beranda kampung?

*Penulis adalah warga kampung Watu Langkas.

BACA JUGA:
Literasi Baca Dan Literasi Moral Yang Lemah
Berita Terkait
1 Komen
  1. babas berkata

    ini artikel terkeren yang saya pernah datangi, membahas tentang dunia sangat infromatif…recommended banget untuk kalian.. terima kasih admin.. sukses selalu

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More