Tergantung Pada “Kampung”

Oleh : Sil Joni*

Jadi, hidup yang berkeadaban itu, dalam level tertentu, telah diterapkan dengan konsisten oleh ‘orang kampung’. Pelbagai kebiasaan atau tradisi yang agung itu, umumnya terinspirasi dari kebiasaan yang ada di kampung. Singkat cerita, kampung tidak bisa dianggap sepele keberadaannya dan apalagi didiskreditkan.

Saya beruntung lahir sebagai ‘orang kampung’ dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama orang-orang kampung. Ada banyak nilai kebajikan etis dan religius yang saya kecap dari ‘ada bersama’ dalam nuansa kampung itu.

Dalam ‘master plan’ pembangunan kota Labuan Bajo, kampung Watu Langkas, Desa Nggorang, tempat di mana saya berdomisili sekarang ini, termasuk kawasan perkotaan. Meski demikian, saya kira, ‘situasi kampung’ masih kental di sini. Mungkin istilah yang tepat adalah ‘kampung perkotaan’. Sebagai kampung yang berada di pinggiran kota, Watu Langkas tentu punya keunikan tersendiri.

Sejauh yang saya amati dan rasakan selama ini, suasana komunalisme-kolektivisme masih sangat kuat. Kekeluargaan menjadi ‘acuan utama’ dalam bertindak dan mengambil keputusan. Segala sesuatu yang berkaitan dengan kepentingan umum selalu ditimbang dari sisi keluarga suku.

Berita Terkait
1 Komen
  1. babas berkata

    ini artikel terkeren yang saya pernah datangi, membahas tentang dunia sangat infromatif…recommended banget untuk kalian.. terima kasih admin.. sukses selalu

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More