
Tanggapan Paus Leo XIV atas Surat Terbuka Presiden Burkina Faso Ternyata Palsu, Hasil Rekayasa Artifisial Intelijen
Marilah kita mengingat kebenaran ini. Kekristenan Afrika tidak dipinjam. Ia dilahirkan. Ia lahir di dalam masalah-masalah di Uganda. Ia lahir dari para bapa padang pasir di Mesir yang doa-doanya bergema melalui tembok-tembok biara jauh sebelum katedral-katedral berdiri di Eropa. Ia lahir dalam pujian yang keras kepala dari orang-orang yang bahkan dalam keadaan terbelenggu masih menyanyikan lagu-lagu pujian bagi surga. Dan ia lahir setiap hari Minggu di kapel-kapel bergelombang di bawah pohon mangga di lembah-lembah tersembunyi dan dataran terbuka di mana iman bukanlah sebuah teori melainkan detak jantung.
Gereja-gereja tidak bergema karena dibangun dengan batu yang sempurna. Mereka bergema karena dipenuhi dengan suara-suara yang tidak malu-malu dalam sukacita. Tangan-tangan terangkat bukan karena kebiasaan tetapi karena pengharapan.
Dan dunia harus melihat apa yang saya katakan dengan jelas. Afrika bukanlah masa depan Gereja. Dia adalah masa kini. Dia adalah emosi jiwanya. Ia adalah irama berdenyut yang membuat tubuh Kristus tetap hidup di tempat-tempat di mana yang lain menjadi dingin.