TAHUN 2022: Kick Off Kebangkitan Alam Untuk Indonesia Raya & Dunia: Strategi Kebangkitan Alam (Bagian 3 dari 3 Tulisan)

Oleh Komarudin Watubun, SH, MH (DPR-RI 2019-2024)

Negara adalah sesuatu yang bernyawa, Rakyat dan Bumi (tanah-air) di bawah kakinya. Maka Kebangkitan Alam lazim dimulai dari proses pendidikan yang berkaitan dengan sesuatu yang bernyawa, nilai kehidupan di bumi. Filosofi Jepang menyebutnya Tsugiki untuk meraih hasil kualitas terbaik melalui pendidikan.

Bangsa Indonesia, sejak ratusan atau bahkan ribuan tahun, memiliki filosofi, kearifan, dan nilai-nilai dasar kehidupan di bumi: Pancasila. Pada 30 September 1960 di depan Sidang Majelis Umum PBB di sini, kota New York, Amerika Serikat, Presiden RI Soekarno merilis pidato tentang Pancasila, yang ia gali dari bumi negara-bangsa Indonesia. Cuplikan Pidato Presiden RI Soekarno pada Peringatan Lahir Pantjasila, Dasar Negara RI, Selasa 1 Juni 1964 di Jogjakarta: “Aku tidak mendapat wahju; Aku bukan Nabi. Aku sekedar menggali Pantja Sila di Bumi Indonesia sendiri!”. (Kedaulatan Rakjat, 1964).

Wujud nilai-nilai Pancasila dari Bumi Indonesia antara lain melahirkan budaya dan kearifan merawat alam pada 1,331 suku, lebih dari 1.100 bahasa daerah, 270 juta penduduk dan lingkungannya di 17.499 pulau Negara-Bangsa RI. Selama bertahun-tahun, anak-anak bangsa Indonesia mengalami pendidikan lingkungan sejak usia dini melalui peribahasa, ajaran, permainan, lomba, dan lebih dari 1.500 olahraga budaya bhinneka tunggal ika.

BACA JUGA:
TAHUN 2022: Kick Off Kebangkitan Alam Untuk Indonesia Raya & Dunia (Bagian 1 dari 3 Tulisan)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More