TAHUN 2022: Kick Off Kebangkitan Alam Untuk Indonesia Raya & Dunia: Strategi Kebangkitan Alam (Bagian 3 dari 3 Tulisan)
Oleh Komarudin Watubun, SH, MH (DPR-RI 2019-2024)
Berikutnya, Presiden RI Soekarno (1960) menambahkan: “Kenyataan ini jauh lebih penting daripada adanya senjata-senjata nuklir, lebih eksplosif daripada bom-bom hidrogin, dan mempunyai harga potensiil yang lebih besar untuk dunia daripada pemecahan atom…Nasib umat manusia tidak dapat lagi ditentukan oleh beberapa bangsa besar dan kuat… Tugas kita …membangun dunia kembali!” Dinamika global dewasa ini juga ditandai oleh perlombaan sistem senjata penghancur peradaban dan kehidupan. Pemimpin sejumlah negara berlomba membangun sistem senjata nuklir, hipersonik, dan laser.
Soekarno (1945, 1955, 1960) sangat menekankan nilai dan strategi negara-bangsa (Nationale Staat) untuk kemanusiaan dan peradaban. Sebab di situlah terletak nilai dan hak kemerdekaan sebagai cita-cita utama manusia. Presiden RI Soekarno (1955), misalnya, merilis pidato pada Konferensi Asia-Afrika di Bandung-Jawa Barat : “Let us remember that the stature of all mankind is diminished so long as nations or parts of nations are still unfree. Let us remember that the highest purpose of man is the liberation of man from his bonds of fear, his bonds of human degradation, his bonds of poverty – the liberation of man from the physical, spiritual and intellectual bonds.” Cita-cita utama manusia bernegara-berbangsa ialah bebas dari ketakutan melalui kemerdekaan fisik, spritual, dan intelektual.