TA ON DUC ME

Tidak heran, selain seruan itu terucap spontan saat melompat dari kapal ke daratan pelabuhan Galang, seruan itu juga akhirnya diapresiasi melalui lukisan dan patung Maria entah dengan setting perahu di Galang Site II, maupun setting layar perahu di Galang Site I. Di setiap lukisan dan patung itu, seruan “Ta On Duc Me “ direnda abadi dalam deretan aksara untuk boleh dibaca oleh siapa saja tentang pengalaman iman para pengungsi.  Sebuah seruan yang menegaskan :” With Mary, we life; without Mary, we die”.

Puluhan tahun di Batam,  setiap tahun saat menyongsong perayaan HUT Paroki, yang jatuh setiap tanggal 1 November, kurang lebih 4000-an umat berziarah ke Galang. Saya sendiri selalu rutin setiap bulan berziarah ke tempat ini, belum terhitung peristiwa-peristiwa menentukan dalam hidup pribadi. Karena  di tempat ini menjadi nyata bagi saya bagaimana Maria berperan dalam memulihkan harapan dan mengembalikan kehidupan di saat anak-anaknya tidak lagi ada daya dalam melintasi hidup yang penuh gejolak. Di sana, dalam setiap guratan wajah Maria yang direnda dengan seruan “Ta On Duc Me”, tersingkap Maria, Bunda Pembantu Abadi dalam ziarah hidup siapa saja. Maria bukan hanya  Bunda Pembantu Abadi bagi anak-anaknya dari Vietnam, melainkan untuk semua anaknya, termasuk saya yang dalam waktu-waktu khusus dan sangat menentukan selalu  datang ke Galang, kepada Dia yang telah dipersembahkan Yesus menjadi bundaku juga. Dialah yang membuat Galang memiliki kekuatan mistik, penuh daya magis. Sebab di Pulau ini, seorang ibu selalu berdiri menanti dengan tangan terbuka, untuk memberi peneguhan kepada siapa siapa saja, di saat mengalami kemelut hidup yang terus menerpa.

BACA JUGA:
Lembata: Lembah Tangisan
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More