
Syukur 25 Tahun Anugerah Imamat dan Misi, Kesetiaan Allah atas kelemahan manusiawiku
Oleh Paskalis Semaun, SVD, Misionaris di Paraguay, Amerika Latin.
Dua puluh lima tahun ini juga mengajarkanku arti kebebasan sejati: bukan
kebebasan untuk mengikuti kehendak diri sendiri, melainkan kebebasan untuk
mengasihi tanpa syarat, untuk melayani tanpa pamrih. Doa, hidup bersama, dan
pelayanan adalah sumur air yang terus mengalir, memberi kesegaran di tengah
padang gersang perjalanan.
Hari ini aku kembali pada kata-kata yang menjadi moto tahbisanku, yang selalu
meneguhkan langkahku: “Akulah Jalan, Kebenaran, dan Hidup” (Yoh 14:6).
Aku telah menapaki Jalan itu: sempit, berliku, kadang berbatu, tetapi selalu
bercahaya.
Aku telah memegang Kebenaran itu: bukan teori, melainkan kebenaran yang
hidup dalam wajah orang miskin, dalam umat yang tetap berharap meski
terluka.
Aku telah mengecap Hidup itu: hidup yang memberi kekuatan baru setiap kali
aku jatuh, hidup yang menghadirkan sukacita meski di tengah air mata.
Kalau hari ini aku masih berdiri, itu bukan karena kekuatanku, melainkan
karena Yesus sendirilah Jalan yang kutapaki, Kebenaran yang kuwartakan, dan
Hidup yang meneguhkan langkahku.