
Suster, Pastor, dan Aktivis HAM Bentang Spanduk di Kantor Kejari Sikka Desak Jaksa Tetapkan Tersangka Korupsi Dana BTT
Sejuta tanya kesal kualamatkan padamu Kejari
Mengapa engkau mesti merakit ragimu jadi pahit dan meramu jadi racun untuk Nian Sikka?
Sengajakah dirimu membutakan mata batinmu untuk mematahkan pasal-pasal yang engkau pelajari?
Mengapakah engkau harus menuangkan empedu dalam sumpah yang engkau ungkapkan?
Bukankah engkau sendiri akan menelan cangkir kepahitan di dasar kehidupan ini?
Di balik batikmu engkau tengah membalikkan batinmu
Di samping dasimu engkau kesampingkan janjimu
Sejujurnya aku tak tertarik pada dasi tanpa kasih
Aku tak tergiur dengan jas tanpa jasa
Aku termenung dalam ratapan menatap langit
dengan bayang keadilan-mengusik jerah menghapus perih
Memandang langkah wibawamu penuh pesona,
aku tertunduk riuh seakan tuli, merasa tak berarti
Anganku terbang melayang pada atap Kejari menggores tinta kehilangan identitasmu
Kuingin meraih mimpi keJUJURan menepis keADILan
Akan kudaki berjuta pelangi, mengarungi rimba kerikil
Melangkah gurun keletihan
Ketahuilah Ina Niang Tana Wawa tetap mengincar lidahmu
Ama Lero Wulang Reta terus menekan jejakmu.