Sudah 14 Tahun Pemekaran Matim, Jalan Lintas Elar-Ruteng Masih Rusak Parah

14 Tahun Pemekaran, Matim Tertinggal

Media ini pernah memuat wawancara eksklusif tokoh Lamba Leda, yaitu Damianus Ambur pada edisi lalu. Damianus Ambur sangat menyayangkan nasib Manggarai Timur yang terpuruk, bukannya maju setelah pemekaran 14 tahun, tapi malah jatuh menjadi daerah tertinggal. Padahal, menurutnya, tidak ada yang kurang di Matim dari sisi sumber daya alamnya.

Manggarai Timur, dengan segala hasil buminya, menjadi penopang dan sumber PAD Kabupaten Manggarai sebelum dimekarkan. Sayangnya, potensi-potensi tersebut tidak dikelola dengan baik. Terbukti dengan pembangunan infrastruktur yang minim seperti jalan raya masih banyak dikeluhkan warga.

“Ironis pemda tidak pernah optimalkan hasil dari sektor pertanian. Mereka hanya tunggu saat ekspor kopi ke Belanda dengan mengundang hampir semua media lokal. Ini pencitraan. Pemda tidak pernah kawal dari awal sistem pertanian yang baik agar menghasilkan produk yang berkwalitas dan berdaya saing,” kata Dami Ambur.

Menurutnya, Pemda Matim harus kawal sektor pertanian, mulai dari awal hingga pada proses melepas atau menjual keluar daerah. Demikian pula peran PPL harus dimaksimalkan. “Pemerintah daerah jangan hanya hadir pada saat memukul gong untuk melepas hasil bumi ke luar negeri. Kalau hanya menunggu pukul gong, itu namanya pencitraan dengan memanfaatkan pengorbanan petani”.

BACA JUGA:
Basarnas Manado: 5.574 Warga Dievakuasi Akibat Erupsi Gunung Ruang
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More