Sudah 14 Tahun Pemekaran Matim, Jalan Lintas Elar-Ruteng Masih Rusak Parah
“Kami harus ekstra hati-hati, apalagi kondisi jalan ini dari dulu belum tersentuh aspal. Kami setiap kali melewati jalur ini harus siapkan dedak dan juga kami meminta warga sekitar untuk tarik mobil dan menyiram dedak,” tutur seorang sopir yang menyembunyikan identitasnya.
Sopir itu mengatakan, untuk memperlancar lalu lintas kendaraan, pihaknya meminta bantuan warga sekitar untuk menimbun batu berukuran besar pada sejumlah titik yang sudah berlubang. Namun seringkali batu tersebut tenggelam akibat lumpur yang sangat tebal. “Jujur saja, kami selalu menimbun batu besar setiap kali lewat jalur ini demi kelancaran transportasi. Akan tetapi batu yang ditanam itu tenggelam terus,” ujarnya.
Keluhan yang sama juga disampaikan warga warga Kelok yang identitasnya juga tidak mau disebutkan. Warga Kelok mengatakan, ketika mereka hendak menggunakan jasa transportasi entah ke Ruteng atau ke Borong Ibu Kota Kabupaten Manggarai Timur, mereka harus menyiapkan segala sesuatunya, termasuk tenaga.
“Apabila kami mau pergi ke Borong atau ke Ruteng bukan hanya biaya transportasi yang kami siapkan, akan tetapi juga kami harus mempersiapkan tenaga untuk tarik mobil karena kondisinya sangat ekstrem dan sangat berbahaya,” keluhnya.