Suara Tawa pada Tragedi “Babak Tambahan” (Jangan Tertawa Kalau Kau Masih Menangis!)

Oleh: Ermalindus Albinus Sonbay♥

Pasca krisis Teluk Babi di Kuba, ketika Sovyet mengkonsentrasikan pasukan dan nuklirnya di Kuba, Amerika tersinggung dan takut kota-kota mewahnya yang didirikan dengan penghisapan terancam digempur. Amerika kemudian memindahkan perang ke negara-negara kecil di Timur Tengah dengan alasan terorisme (terbukti dibikin dan dididik oleh Amerika Serikat) dan Senjata Pemusnah Masssal (terbukti alasan yang paling picik). Dia juga bermain dengan isu penyelamatan pemerintahan, administrasi, Tata Kelola, HAM dan Demokratisasi di Amerika Latin, padahal sasarannya eksploitasi mineral/ekstraktif dan bahan baku BBM. Pola yang sama
dipakai di Afrika dan Asia khususnya dalam membangun babak tambahan abadi pada perang melawan kemiskinan dan segala aksesnya termasuk narkoba, dll dengan strategi kombinasi di bawah payung hutang luar negeri dan kerja bantuan sosial kemanusiaan bernama International Aid.

Setelah gaya sederhananya terbaca, dia berusaha mengendalikan ekonomi dunia, barang yang tidak pernah bisa dilawannya dalam dua dekade terakhir (Amerika Serikat harus mengeluarkan kebijakan dana talangan negara di tiga pemimpin terkininya). Masih tetap sama masuk melalui korporasi multinasional, aktor-aktor non-negara dan kumpulan negara kuat yang selalu dipuja-pujinya sebagai aliansi. Yang kritis ditendang, yang agak nakal disabotase, dan yang terbukti sangat ‘kepala batu’ diluluhlantakkan dengan alasan rejim antidemokrasi (Lihatlah yang terjadi dengan musim semi Arab).

BACA JUGA:
Tanah Air Kita, Tanah Surga?
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More