Soliditas, Toleran dan Partisipatif: Perekat Keberagaman dan Kekeluargaan Lintas Agama dalam Prosesi Hantaran Mahar hingga Resepsi pada Akad Nikah
Oleh Dionisius Ngeta, Warga RT 018/RW 005 Kelurahan Wuring, Alok Barat, Sikka
Dalam balutan toleransi – partisipasi dan dengan bersemangatkan kebersamaan dan kekeluargaan, maka prosesi hantaran mahar, rangkaian ritual adat pra nikah, Akad Nikah, dan resepsi nikah anak satu keluarga (Muzakir Pidje) di RT 018 terlaksana dengan meriah, hikmat dan aman. “Semua warga di RT ini, RT 018, RW 005 bahkan RT dan RW tetangga ambil bagian dalam hajatan hantaran mahar pra nikah bahkan terlibat dalam seluruh rangkaian hantaran mahar, acara adat, akad nikah hingga resepsi nikah anak Firda Hadipurnama, putri Sulung Bapak Muzakir Pidje yang dilangsungkan di pelataran kantor Lurah Wuring, 06 Oktober 2022. Ini adalah bentuk dan ekspresi kekeluargaan, soliditas dan solidaritas lintas etnis, suku, agama dan budaya”, demikian ketua RT 018, Supto Adi.
Warga masyarakat RT 018, RW 005 Kelurahan Wuring terdiri dari 27 Kepala keluarga. Ada empat (4) KK beragama muslim dan beretnis Bajo-Bugis dan Nagi Larantuka/Adonara. Selebihnya beragama Katolik dan mereka datang dari berbagai etnis/suku. Ada etnis Sikka Krowe, Lio, Ende, Nagekeo dan lain-lain. Warga RT 018 berjumlah …jiwa. Keberagaman etnis, budaya dan keagamaan dijadikan kekuatan dan kekayaan bahkan adalah sebuah keindahan untuk senantiasa dijaga dan dilestarikan demi terwujudnya persatuan dan kesatuan. “Kami di RT 018 dari mana-mana. Tapi kami kompak dan kerja sama, maka kami kuat, kami bisa”, demikian mama Ance, salah seorang penari tarian Hegong saat menjemput keluarga laki-laki saat Hantaran Mahar.