Singa Tak Pernah Anggap Meongan Kucing

Oleh Dionisius Ngeta, Pemerhati Masalah Sosial-Kemanusiaan, Warga RT/RW 018/005 Kelurahan Wuring, Kec. Alok Barat, Flores Nusa Tenggara Timur 

Jika benar Roky Gerung adalah seorang filsuf, pengamat politik, itelektualis dan akademisi sesungguhnya dia telah MERENDAHKAN esensi akademis dan filsafat sebagai kerangka pencarian KEBIJAKSANAAN dan PEMBANGUNAN PERADABAN dan ETIKA selain ilmu pengetahuan dengan pernyataan yang dilontarkan ke ruang publik terhadap Presiden Jokowi. Demikian juga jika Roky Gerung adalah seorang Pengamat Politik. Prinsip keberimbangan dan edukasi publik dalam setiap pernyataan di ruang publik harus tetap berpegang pada etika, tata krama, sopan-santun dan keadaban sebagai akademisi dan intelektualis yang berkeadaban.

Roky Gerung mestinya bijak dalam melahirkan pernyataan kepada siapa saja apalagi di ruang publik termasuk kepada Presiden Jokowi. Karena semua orang punya kehormatan, termasuk Jokowi. Kendati yang dikritik dengan sangat barbaris dan sarkastis adalah jabatan dan kedudukannya, tapi Presiden Jokowi adalah Symbol Negara yang perlu dihormati dan dihargai.

Semestinya  Roky Gerung bijak, menunjukkan kelas dan keadabannya sebagai seorang yang beretika dan sensitive terhadap symbol-simbol kenegaraan. Jika ada masyarakat atau kelompok masyarakat melakukan aksi penolakan dengan berkomentar lewat berbagai platform media bahkan demo di jalanan atas pernyataannya, maka sesungguhnya mereka lebih sensitive dan beradab, lebih menunjukkan penghormatan dan penghargaan terhadap Presiden Jokowi sebagai symbol negara.

BACA JUGA:
Mengail Minat Politik Milenial
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More