Simfoni dari Pinggiran; Menemukan Tuhan dalam Syair dan Sunyi

Menyelami Makna Rohani dalam Album 10 Lagu Hits Sr. Lucia, CIJ

Apa yang dilakukan Sr. Lucia adalah bentuk “teologi dari pinggiran”: iman yang lahir dari tempat yang kotor, sepi, dan tidak dianggap. Ia membuktikan bahwa suara-suara dari pinggir justru yang paling mengeskpresikan iman. Bahwa kasih sejati tidak bersuara dari atas mimbar, tapi dari tempat tidur panti dan lantunan lagu yang lirih namun dalam. Syair-syairnya mengajak kita kembali bertanya: Di mana Tuhan hadir? Jawabannya sederhana namun mengguncang—di tempat yang kita anggap paling sunyi. Simfoni dari pinggiran ini menyanyikan belas kasihan, tetapi nyanyian kekuatan: dari mereka yang terluka, namun tetap percaya bahwa kasih Allah tak pernah meninggalkan mereka. Spiritualitas Sosial: Iman yang Bersuara untuk Bangsa

Beberapa lagu Sr. Lucia juga bernuansa kebangsaan—Prabowo Gibran, TNI-Polri, dan Kesatuan Kasih Chinese. Ia tidak hanya mengajak ODGJ untuk memuji Tuhan, tetapi juga berdoa bagi bangsa. Inilah spiritualitas sosial dan patriotik: bahwa menjadi orang beriman juga berarti menjadi warga yang peduli. Sr. Lucia membawa mereka yang kerap disisihkan untuk turut serta dalam percakapan nasional. Lagu-lagunya bukan hanya menyembuhkan, tapi juga mengaktifkan martabat warga negara.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More