Siapkan Jalur Evakuasi Darurat Bencana Menjelang Ujian Akhir Sekolah, NTT Rawan Gempa

Oleh : Konstantinus Hati, S.ST.,M.Kes

Evakuasi darurat adalah perpindahan langsung dan cepat dari orang-orang yang menjauh dari ancaman atau kejadian yang sebenarnya dari bahaya. Contoh berkisar dari evakuasi skala kecil sebuah bangunan karena ancaman bom atau kebakaran sampai pada evakuasi skala besar sebuah distrik karena banjir, penembakan atau mendekati badai. Dalam situasi yang melibatkan bahan-bahan berbahaya atau kontaminasi, pengungsi sebaiknya didekontaminasi sebelum diangkut keluar dari daerah yang terkontaminasi.

Evakuasi memiliki tahapan yang berurutan yaitu

  1. deteksi misalnya deteksi sumber gempa, ditemukannya lempeng Flores dan Australia yang berpotensi tsunami. Maka penduduk harus di pantai harus bersiap siaga untuk vakuasi.
  2. Berdasarkan hasil deteksi bahwa ada potensi bencana maka semua masyarakat berwas[ada. Pimpinan masyarakat berperan untuk melakukan management komando. Disinilah lahir keputusan untuk melakukan tindakan penting yang menyelamatkan.
  3. Alarm merupakan perintah untuk siap diri bereaksi agar menghindar dari sumber bencana. Alarm juga bisa dari tanda-tanda alam seperti air laut goncang dan naik terus. Atau misalnya hewan dari gunung lari ke kota sebagai tanda aka nada letusan gunung berapi.
  4. Reaksi merupakan tanggapan positif terhadap bencana. Reaksi berupa teriak, lari, merayap, pake helm, sembunyi di bawah bangku atau kursi atau meja, melompat, terjun. Terjadi gempa misalnya kita tidak boleh gegabah, segera merayap di bawah bangku agar kepala tidak kena benda keras dari pelafon atau tembok, segera pake helm sambil berlari pelan keluar. Saat terjadi kebakaran maka kita harus segera menelpon pemadam kebakan, nyalakan atau segera konekan hidran air menyiram api, jika asap sangat mengepul maka kita harus merayap menuju tempat aman sambil kita melihat arah atau jalur evakuasi pada dinding tembok. Arah panah evakuasi harus ditulis 30-40 cm tingginya sehingga saat kita merayap kita bisa melihatnya.
  5. Perpindahan ke area perlindungan atau stasiun perakitan. Pentingnya anak panah evakuasi pada setiap gedung tinggi dan besar adalah untuk memudahkan kita lari. Namun, penggunaan alur ini dengan baik hanya terjadi jika kegiatan sosialisasi mitigasi benacana secara terus menerus atau diingatkan setiap hari menjelang mulai pekerjaan setiap pagi.
  6. Transportasi sangat penting selalu siap agar pengangkutan massa dengan mudah. Selain itu mengangkut barang penting segera tanpa harus korban dilalap api atau hancur karena bencana lainnya.
BACA JUGA:
Pancasila dan Budaya Manggarai, Falsafah Hidup Penghuni Bumi Nuca Lale (Bagian 3)

Bagi kita daerah bencana mitigasi bencana perlu dijelaskan kepada peserta ujian sekolah sebelum mereka mulai mengerjakan soal ujian setiap hari oleh pengawas ujian. Hal itu untuk memberikan peringatan agar cara meluputkan diri dari bencana selalu menjadi ingatan pertama dalam diri anak. Cara melarikan diri dari dalam ruangan perlu dijelaskan strategi mulai dari mana dan berakhir ke mana. Pintu ruangan pun selalu siap untuk mudah dibuka. Pada jalur evakuasi perlu dihindari dari semua halangan seperti penumpukan benda, lantai licin, ngobrol manusia dan atau hal lainnya yang menghalangi.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More