Kuatnya interese ini, membuat para pemodal nasional maupun lokal, terlibat secara proaktif demi menanam modal sosial politik, termasuk memberi sokongan penuh kepada para bakal calon kepada daerah yang akan berkontestasi pada Pilkada 9 Desember 2020.
Kedua, jika dilihat dari perkembangan politik lokal pada satu dekade terakhir, Manggarai Barat dan Manggarai Timur justru mengalami dialektika politik yang lebih lentur dan dinamis. Kehadiran wajah-wajah baru dalam setiap proses kandidasi merupakan salah satu indikasi, bahwa ruang demokrasi dan kaderisasi di rumah partai politik cukup mengeliat di dua wilayah ini.
Sementara di Manggarai pada setiap pentas kontestasi datu dekade terakhir, kehadiran orang baru dengan membawa gagasan baru, masih merupakan penantian dan harapan kebanyakan konstituen. Wajah baru dengan gagasan baru dalam memimpin Manggarai sangat dirindukan oleh sebagian besar masyarakat Manggarai.
Rendahnya kaderisasi dan regenerasi menjadi kontradiksi sekaligus paradoksi dari sebuah tatanan peradaban demokrasi modern. Sesuai semangat peradaban demokrasi Indonesia, semakin banyak masyarakat yang terlibat menggunakan hak dipilih dan memilih, serta memanfaatkan ruang regenerasi kepemimpinan lokal, akan menjadi lebih baik dan mematangkan iklim demokrasi.
Ini mestinya menjadi bacaan wajib calon pemimpin, tim sukses dan rakyat Manggarai. Membangun kembali kedaultan Manggarai dalam seluruh sektor kehidupan. Kita butuh pemimpin yg bekerja berbasis data dan punya komitmen yg besar utk perubahan. Dirgahayu RI ke75.