Seminari Tinggi Ritapiret dalam Serpihan 28 Tahun Memori Gempa Tektonik 12 Desember 1992
Oleh Walburgus Abulat, S.Fil (Wartawan Matanews.net)
Meski banyak rumah penduduk yang roboh dan ribuan warga meninggal dunia, Romo Pede masih memuji keagungan Tuhan dan terus bersyukur karena Tuhan masih menggeser momen kejadian itu di saat semua kegiatan sekolah, kuliah, dan jam kantor sudah selesai.
“Secara post factum, saya merefleksikan bahwa Tuhan masih melindungi umatNya karena bencana ini terjadi di saat semua aktivitas belajar dan kuliah serta jam kantor sudah selesai. Bisa dibayangkan, kalau
kejadian gempa tektonik ini terjadi saat jam sekolah, jam kuliah, dan jam kantor, maka saya tidak tahu berapa orang yang meningggal akibat robohnya bangunan-bangun sekolah dan bangunan-bangunan lainnya saat
itu. Karena itu, saya menggarisbawagi bahwa secara post factum, Tuhan masih melindungi umatnya dari bencana dasyat itu,” kenang Romo Pede.