Seminari Tinggi Ritapiret dalam Serpihan 28 Tahun Memori Gempa Tektonik 12 Desember 1992
Oleh Walburgus Abulat, S.Fil (Wartawan Matanews.net)
Romo Pede mengaku saat guncangan gempa perdana sekitar pukul 14.00 Wita, ia berada di salah satu rumah warga dekat Kampus Seminari Tinggi Ritapiret.
“Saat gempa saya berada di salah satu rumah warga dekat Kampus Seminari Tinggi Ritapiret. Ketika gempa pertama, saya sedang makan nangka. Biji nangka ditaru dalam mangkok plastik. Guncangan gempa
begitu dasyat sehingga piring plastik yang menyimpan biji nangka yang saya pegang terlepas,” kenang Romo Pede yang saat gempa menjabat sebagai Direktur Lembaga Penelitian Pengembangan Sosial Ekonomi Gereja Nusa Tenggara.
Romo Pede mengakui guncangan gempa datang bertubi-tubi sehingga sebagian besar bangunan di Kabupaten Sikka mengalami roboh dan tsunami menenggelamkan rumah-rumah warga Sikka yang bermukim di pesisir pantai sehingga ribuan orang terpaksa kehilangan nyawa mereka.
“Guncangan gempa yang datang bertubi-tubi yang disertai tsunami merobohhkan rumah-rumah penduduk yang berdomisili di pesisir pantai sehingga kehilangan ribuan nyawa,” kata Romo Pede.