
Kendatipun demikian, Tuhan dan negara tidak tinggal diam, selalu menemukan jalan untuk menyelamatkan umat manusia. Sekalipun banyak korban jiwa dimakan virus corona. Bahkan jutaan umat manusia meninggal dunia tanpa dikawal keluarga menuju keperabuannya. Anggaplah ini sebuah bentuk ujian iman kita bagai seorang musafir yang melalang buana menelusuri lorong kehidupan kita sebagai umatNya. Kita tetap tegap dan tegar, tidak putus asah, dan tetap mengasah asah kita. Kita tetap tajam busur dalam mengarungi lautan kehidupan ini dengan penuh perjuangan yang tidak pernah kenal lelah. Kita dituntut untuk mempertahankan dan memperjuangkan napas hidup dengan penuh aroma cinta dan damai. Tidak ada sakwasangka. Kita berbeda satu sama lain secara pribadi dan karakter. Sekalipun bagaikan pinang dibela dua. Kita tetap berbeda. Ini sebuah potensi kemanusiaan sejati kita. Kita tidak mungkin diciptakan sama oleh Allah kita. Kita tetap harmonis dan penuh semangat kekeluargaan satu sama lainnya. Apalagi, di tahun 2021, sekitar 5 orang guru SMP Negeri 1 Komodo lulus ujian PPPK tahap 1 dan 2. Yang lain pasti menyusul di tahun 2022. Anggaplah sebuah kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Selamat dan proficiat untuk lima orang Sabahat seprofesi kita, siap menjalankan tugas di tempat yang baru dengan semangat yang gemilang.