
Sehat Metode Autophagi dan Pengalaman Hidup SKK
Oleh: Dr. Rufus Patty Wutun
Puasa bukan merupakan sesuatu yang baru dalam gaya hidup anggota SKK di Indonesia. Beberapa tahun sebelum Yushinori Ohsumi menerima NOBEL untuk karyanya yang agung tersebut, anggota SKK telah menerapkan prinsip hidup seperti yang kemudian dianjurkan oleh Oshumi.
Sebelum mengetahui hasil penemuan Ohsumi setiap anggota SKK telah berjuang menjalani gaya hidup yang disebut puasa tersebut. Kemudian, sebelum anggota SKK menyaksikan Oshumi diganjari NOBEL, anggota SKK telah menyaksikan dalam hidupnya sendiri bahwa berpuasa itu baik bagi kehidupan dan kesehatannya.
Setiap anggota SKK dianjurkan untuk mengurangi tidak hanya jumlah volume, namun juga waktu makanya. Kebiasaan makan tiga kali dalam sehari, diubah menjadi 1 kali dalam sehari. Ada sebuh semboyan yang dikenal oleh semua anggota SKK, “anda adalah apa yang anda makan”.
Dari manakah sumber pengetahuan yang diperoleh Yushinori Oshumi dan gaya hidup SKK? Saya dalam kesempatan ini dapat menjawabnya. Pengetahuan itu dari Allah.
Hanya bedanya, Oshumi memperoleh melalui penelitian, sedangkan anggota memperolehnya melalui pengalaman relasi yang baik dengan Allah. Pengalaman itu, diperoleh melalui pengalaman spritual seseorang yang biasa di sapa Opa Porat Antonius dalam SKK, lalu menyebar luas dihampir semua kota besar di Indonesia.