
Sebuah Misi yang Tak Terduga: dari Maumere ke Paraguay
Oleh Suster Maria Tantiana, SMI (Suster-Suster Maria Imakulata, Misionaris Maumere, bekerja di Paraguay, Amerika Latin)
Kekhawatiran Awal
Saya merasa sangat takut dan cemas menghadapi tantangan baru ini. Bagaimana
saya bisa berkomunikasi tanpa mengerti bahasa Spanyol maupun Guarani?
Bagaimana menyesuaikan diri dengan makanan dan iklim yang berbeda?
Apakah saya mampu melayani masyarakat yang sangat asing bagi saya?
Kekhawatiran ini terus menghantui pikiran saya dan membuat saya merasa kecil
dan tidak berdaya.
Perjumpaan dengan Kasih dalam Keheningan
Namun, ketika saya tiba di Paraguay, saya merasakan keheningan yang
membuka ruang bagi kehadiran Allah. Saya menyadari bahwa meskipun bahasa
dan budaya berbeda, kasih dan keramahan mampu menjembatani segala
perbedaan. Saya mulai belajar menerima dan menghargai kebiasaan baru, mulai
dari minuman tereré hingga doa-doa bersama. Saya tidak lagi merasa sebagai
orang asing yang datang untuk mengajar, melainkan sebagai saudari yang
datang untuk belajar dan melayani dengan hati terbuka.
Transformasi dan Dukungan Komunitas
Perjalanan misi ini menjadi proses transformasi iman dan diri saya. Dukungan
dari komunitas saya, Suster-suster Imakulata, para misionaris Indonesia di
Paraguay—khususnya imam-imam Serikat Sabda Allah (SVD) dan Sustersuster SSpS serta keluarga awam Indonesia di Paraguay (Indopar) menjadi
sumber kekuatan dan penghiburan. Saya belajar bahwa misi bukan hanya soal
kata-kata, melainkan soal kehadiran dan kesetiaan dalam pelayanan sehari-hari,
sebagaimana ditekankan oleh Paus Fransiskus dalam Pesan Hari Minggu Misi
Sedunia.