Salib: Dari Penghinaan Menuju Kemuliaan

Oleh: Arnoldus Nggorong *)

Ditambah lagi dengan pencobaan di Padang Gurun, penolakan dari orang-orang seasalnya di Nazaret, kesulitan-kesulitan dari ahli taurat dan tokoh agama Yahudi merupakan pengalaman derita yang dialami Yesus ketika memulai dan selama pewartaan-Nya.

Puncak dari kisah kesengsaraan dan penderitaan itu terlaksana pada kematian-Nya di salib. Lagi pula  kalau menelusuri sejarahnya, diketahui bahwa penyaliban merupakan satu bentuk pelaksanaan hukuman mati Romawi.

Hukuman ini dijalankan oleh orang-orang Roma terhadap para budak dan pemberontak politis, demikian Georg Kirchberger dalam bukunya ‘Allah Menggugat’.

Selanjutnya Kirchberger menulis, Yesus dihukum mati oleh instansi Romawi, yaitu prokurator Pontius Pilatus, sebagai seorang pemberontak yang melawan kekuasaan Roma dan juga penghujat Allah. Jadi alasan hukuman penyaliban yang ditimpakan pada Yesus adalah alasan politis dan religious.

Dalam konteks ini, Yesus dapat disetarakan dengan penjahat dan budak. Yesus terhitung dalam golongan orang-orang jahat (bdk. Mrk. 15:28) karena bersama Dia disalibkan juga dua penjahat.

BACA JUGA:
Pemerintah Abai Menjalankan Mandat UUD’45: Jawaban Untuk Wue Marianus Gaharpung
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More