Saatnya Sarjana Masuk Desa; Catatan Menjelang Pemilihan Kepala Desa Se-Kabupaten Lembata
Oleh: Poya Hobamatan
Euforia pemilihan Kepala Desa, khususnya Kabupaten Lembata, mulai menghiasi jagad maya beberapa hari terakhir. Jabatan yang dulu sekedar ada untuk memenuhi struktur demi memudahkan management pemerintahan kecamatan itu, kini tampak seksi, sehingga siapapun berlomba untuk mempersuntingnya. Euforia masyarakat serta entusiasme calon yang berlomba-lomba mendaftarkan diri memberi signal bahwa sudah saatnya desa menjadi lahan baru pengabdian; tak boleh lagi dipandang sebelah mata.
Merefleksikan Cara Berpikir Presiden Jokowidodo
Kita harus berterima kasih kepada Presiden Jokowi karena perhatian atas desa ini secara eksplisit dilahirkan olehnya, ketika untuk pertama kalinya beliau didapuk menjadi Presiden RI, tahun 2014 yang silam. Perhatian terhadap desa ini termasuk salah satu kemajuan, bila dibandingkan dengan presiden-presiden sebelumnya.
Bila sepintas merefleksikan managemen negara dalam periode sebelumnya, Orde Baru maupun Orde Reformasi, tampak transparan dalam bacaan social bahwa prinsip trickle down (merembes ke bawah), yang dijadikan sebagai system me-manage kehidupan bernegara. Akibatnya prioritas perhatian Negara dialamatkan kepada pusat, dengan asumsi, bila pusat tertata baik maka efek domino akan merembes ke daerah-daerah.
Sarjana saat ini kembali kekampung,membangun desa kelahiran masing2 demi majunya Lembata,.infrastruktur sudah lebih baik,maka ada harapan desa – desa akan bangkit jika kepala desa dapat dan bijak dalam menata desanya dengan memaksimalkan dana desa dengan sebaik- Baiknya.