Riwayat Sopir Truk Banting Stir Jadi Tukang Mebel
Kisah awal kiprah permebelannya ketika bekerja di CV. Wae Palo, Ruteng. Mulanya jadi kondektur. Selanjutnya jadi sopir mobil dum truk CV.Wae Palo selama dua tahun. Tiga tahun berikutnya jadi tukang bangunan di CV.Wae Palo. Lima tahun bekerja di perusahaan itu, Heri menimba segudang pengalaman kerja otomotif dan mebel.
Kaki patah nyaris lumpuh
Dari CV.Wae Palo, Heri kembali ke Cancar. Bekerja sebagai sopir taksi Ruteng-Cancar. Belum genap setahun, ia mengalami kecelakaan maut. Lakalantas terjadi di ruas jalan Trans Flores, tepatnya di Lagar, Kecamatan Ruteng.
“Kaki saya patah. Saya dirawat oleh dukun di kampung Wae Mbeleng selama satu tahun. Selama 3 bulan saya merasa terkurung. Tidak bisa buat apa-apa karena kondisi sangat parah. Setahun saya menderita. Terpuruk dan nyaris lumpuh. Keluarga membawa saya ke Reo. Saya dianjurkan agar istirahat total di sana,” kenang Heri.
Beberapa tahun kemudian, Heri menikah dengan Maria Since Timur, gadis Nterlango, Desa Poco Likang, Kecamatan Ruteng. Mereka dikaruniai seorang putri. Untuk menghidupi keluarga kecilnya, ia bekerja sebagai tukang bangunan dengan upah seadanya. Ia kerap kali memborong pekerjaan bangunan di Cancar dan Ruteng.
tanyakan bliau kk mungkin dia mau ambil mesin belahnya saya