
Retorika Konstruktif di Tengah Pergolakan Bangsa
Oleh Paskalis Semaun, SVD, Imam Katolik berkarya di Paraguay dan penulis lepas, aktif dalam kegiatan kemanusiaan dan keadilan sosial
Soekarno pernah berkata, “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jerih payah rakyatnya.” Maka dari itu, menghormati rakyat bukan hanya lewat pidato, tapi dengan tindakan nyata: membongkar ketimpangan, mereformasi parlemen, dan mengembalikan demokrasi ke pangkuan rakyat.
Pada akhirnya, retorika politik bukan soal memenangkan debat, tapi soal menyelamatkan kehidupan dan menjaga martabat manusia. Dan itulah ujian sejati dari negara yang mengaku demokratis.*
