Reksa Pastoral Keuskupan Agung Ende, Dari Ndona Ende untuk Indonesia dan Dunia
Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis, Penulis Buku Karya KemanusiaanTidak Boleh Mati, dan Anggota Biro Komsos Keuskupan Maumere)
Peliharalah Kasih Persaudaraan
Setelah secara sekilas kita mengetahui reksa pastoral tiga uskup terdahulu Uskup Agung Ende, saat ini 600 ribu umat Katolik Keuskupan Agung Ende dihadapkan pada satu pertanyaan dan permenungan mendasar kemanakan arah reksa pastoral Keuskupan Agung Ende di bawah tugas kegembalaan Mantan Pemimpin Tertinggi Kongregsi Serikat Sabda Allah atau Societas Verbi Divini (SVD) Sejagat yang berkantor di Roma Italia itu?
Pertanyaan ini pasti akan terjawab setelah Uskup terpilih ditahbiskan menjadi Uskup Agung oleh Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Mgr. Piero Pioppo pada Kamis 22 Agustus 2024.
Uskup Agung Ende yang baru ini mengusung moto tahbisan Uskupnya yang diambil dari Surat kepada Jemaat Ibrani pasal 13 ayat 1 yang demikian petikannya Caritas Fraternitatis Maneat in Vobis (Peliharalah Kasih Persaudaraan).
Moto ini tentu memiliki makna mendalam yang menjadi paduan tugas kegembalaan Mgr. Paul Budi Kleden,SVD selama mengemban tugas mulia ini di Keuskupan Agung Ende.
Moto tahbisan ini nampaknya secara spiritual dan pastoral memiliki kesinambungan dari moto-moto tiga uskup Agung Ende sebelumnya yang memiliki tiga moto yang menjadi inspirasi tugas kegembalaan mereka dan juga tentu yang menjadi landas pihak kebijakan reksa pastoral mereka selama memimpi Keuskupan Agung Ende.