Reksa Pastoral Keuskupan Agung Ende, Dari Ndona Ende untuk Indonesia dan Dunia

Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis, Penulis Buku Karya KemanusiaanTidak Boleh Mati, dan Anggota Biro Komsos Keuskupan Maumere)

Salah satu terobosan yang dilakukan Mgr. Donatus Djagom yang patut kita catat bagaimana beliau pada  akhir masa jabatannya menyiapkan  penggantinya dari imam diosesan, dalam diri RD. Abdon Longinus da Cunha. Mgr. Donatus Djagom, SVD memberi kepercayaan yang sangat besar kepada imamnya sendiri sebagai pengganti Uskup Agung Ende.

Hal itu menjadi bukti semakin kuatnya kemandirian Gereja KAE di bidang personalia. Kemandirian ini seirama dengan keinginan kuat Tahta Apostolik bahwa pada akhirnya, Gereja lokal mesti digembalakan oleh seorang uskup yang berasal dari kalangan imam diosesan.

Mgr. Abdon Longinus da Cunha menggembalakan umat KAE selama 10 tahun (1996–2006). Tugas kegembalaannya berakhir pasca ia menghembuskan nafas terakhir pada tahun 2006.

Pada masa kegemblaan Uskup Abdon Longinus da Cunha, reksa pastoralnya selain melanjutkan program pastoral pendahulunya, pada masa jabatannya dimaknai dengan aneka terobosan pastoral dengan memperkuat  kemandirian Gereja Keuskupan Agung Ende.

Uskup Abdon Longinus melalui Muspas Keuskupan Agung Ende, beliau bersama Dewan Pastoral menetapkan Arah Dasar (Ardas) Pastoral KAE, yakni  pembebasan dan pemberdayaan komunitas umat basis hingga menjadi komunitas perjuangan.

BACA JUGA:
Paus Kunjung Indonesia, Bakal Ada Kesepakatan dengan Pemerintah RI lewat Sebuah Dokumen
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More