Reksa Pastoral Keuskupan Agung Ende, Dari Ndona Ende untuk Indonesia dan Dunia
Oleh Walburgus Abulat (Jurnalis, Penulis Buku Karya KemanusiaanTidak Boleh Mati, dan Anggota Biro Komsos Keuskupan Maumere)
Kelima, Bunda Maria dan Ketiga Kuntum Bunga. Huruf M adalah presentasi nama Bunda Maria. Santa Perawan dikandung tanpa noda adalah Pelindung Keuskupan Agung Ende. Ketiga kuntum bunga itu adalah presentasi tiga wilayah Kevikepan Keuskupan Agung Ende yakni Bajawa, Mbay, dan Ende. Ketiga wilayah ini dipersatukan dalam kasih Keibuan Bunda Maria yang menginspirasi dan meneguhkan kita untuk setia memelihara kasih persaudaraan.
Enam, warna kuning. Inilah warna simbol harapan. Hal ini mengungkapkan citra seluruh umat Allah dalam (Kevikepan, Paroki, KUB) sebagai Gereja peziarah dalam harapan. Kita semua dipanggil untuk menjadi terang untuk mewartakan terang sejati yakni Kristus Cahaya Dunia.
Ketujuh, Figur Para Peziarah. Semua figur peziarah adalah gambaran para anggota gereja, kaum peziarah, anak-anak, kaum religius, para ibu dan bapak , para imam, kaum muda, para pegawai dan kaum intelektual serta uskup membentuk komunitas yang memelihara kasih persaudaraan, dan mengundang semua orang lain untuk menghidupkan kasih persaudaraan.