Reklamasi Peran Guru dalam ‘Toing, Titong, Tatong’ Bagi Generasi Z
Oleh Ernestina Daimun, Mahasiswi Semester 8 STIPAS St Sirilus Ruteng
Ketiga Tatong, selain toing, titong ada satu kata dalam bahasa Manggarai yang berhubungan dengan tugas Guru adalah ‘tatong’ yang memiliki arti ‘mengangkat, (Lon, 2016) motivasi’. Relasi guru dan peserta didik meski terbentuk dalam hubungan timbal balik yang tidak monoton.
Maka guru juga bisa berperan sebagai sahabat, teman sebaya, atau orang tua untuk membuka relasi dalam ranah yang waktu tertentu dibutuhkan oleh peserta didik.
Menanggapi hal ini, fungsi ‘tatong’ guru adalah kontribusi peran guru sebagai seorang yang bisa dipercayakan oleh peserta didik dengan konsekuensi real bahwa guru mendorong, mengangkat, memacu semangat peserta didik. Lalu bagaimana kaitannya dengan pendidikan yang diwarnai dalam arus internet global?
Apakah guru mengangkat peserta didik dan menjerumuskan mereka dalam dinamika itu? tentu saja tidak. Fungsi ini sesungguh memiliki arti yang salah jika pada konteks harfiah, maka kata ini meski dimengerti dalam konteks umum tentang tugas guru sebagai agen pelatih critical thinking atau cermat berpikir dalam hal bermedia agar tidak terjebak dalam arus digital yang salah.