Refleksi dan Memaknai Purnatugas

Oleh : Fransiskus Ndejeng *)

Hal ini lumrah. Tidak ada yang abadi dalam hidup organisasi ini, sebuah manajemen pada suatu bangsa yang besar seperti bangsa Indonesia ini. Yang tua tumpas dan yang muda tunas. Berkaitan dengan dan bergantung pada peluang dan kesempatan saja. Semua ada dan indah pada waktunya. Waktu dan moment yang tepat untuk bergerak maju tanpa tekanan yang berarti. Mungkin syarat akademik dan pengalaman adalah sebuah guru yang baik dalam mengarungi suatu pekerjaan dimana pun di bawah kolong langit ini.

Tidak ada yang kebetulan. Semua memiliki rencana yang indah. Semua ada moment dan ada waktunya. Tak dapat dikejar karena kalau dikejar takut terantuk di batu yang sama. Dalam masa perjalanan waktu pengabdian sebagai abdi negara, menginjak waktu tiga dekade, bukanlah sebuah waktu yang pendek. Banyak keluh kesah; lika likunya. Susah senang dan pahit getirnya. Namun tentu memiliki sebuah tanggungjawab yang mulia untuk memuliakan manusia sesuai titah Allah Yang Maha Kuasa.

Melalui tugas pokok dan fungsi (tupoksi) kita menerima mandat dari sang pemilik tanggungjawab itu sendiri demi mencerdaskan bangsa, sesuai dengan amanat proklamasi kemerdekaan, 17 Agustus 1945; yaitu” untuk mengisi kemerdekaan bangsa di depan pintu gerbang kemerdekaan bangsa Indonesia”. Jadi, tugas kita sebagai seorang praktisi pendidikan sudah melaksanakan tupoksi sesuai dengan pesan moral dari negara yang telah dicetuskan oleh pendiri bangsa ini, Soekarno Hatta, dkk.

BACA JUGA:
Marilah Kita Belajar Membaca:  Membaca Cepat Dan Secara Cerdas Terstruktur (1/3 tulisan-saduran)
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More