Refleksi dan Memaknai Purnatugas

Oleh : Fransiskus Ndejeng *)

Sejumput Pengalaman

yang indah ini, membulatkan tekad dan membuat kita matang dan dewasa dalam dunia kerja. Dan, hubungan sosial dengan berbagai latar sosial budaya dan pribadi. Bukan soal upah atau gaji yang lancar dibayarkan oleh pemberi kerja setiap bulan. Tetapi, bagaimana kita sebagai pekerja sesuai tugas dan fungsi tugas kita, mengelola hubungan yang baik, menyenangkan dan kondusif dalam mengelola sebuah rangkaian kerjasama di antara sesama pekerja yang berbeda latar belakang individu, karakter, sosial budaya dan lain sebagainya. Dapat menyatu dalam menyelesaikan tugas dan misi kita sesuai dengan visi kebangsaan kita; yaitu untuk mewujudkan bangsa Indonesia
yang cerdas dan bermutu, serta untuk mencapai masyarakat adil, makmur, sejahtera, lahir dan batin
menuju bangsa yang beradab di atas muka bumi ini.

Sekuat tenaga dan pikiran sebagai pekerja di ladang pendidikan selama ini, penulis mampu untuk menuntaskan seluruh rangkaian pekerjaan sesuai harapan dan target organisasi pendidikan bangsa kita. Kendatipun masih banyak pekerjaan rumah yang belum dapat diselesaikan. Pekerjaan itu, menjadi urusan pelanjut estafet tugas yang menerima amanat selanjutnya. Sebab, setiap pekerjaan yang diemban, selalu berkolaborasi dengan individu lainnya; sehingga sistem pekerjaan di dunia pendidikan kita secara kontinuitas (tersambung). Ada prinsip dan adagium, ada yang pergi dan ada yang datang. Ada yang purnatugas dan ada yang datang melanjutkannya, sebuah estafet sambung menyambung tanpa putus.

BACA JUGA:
Peliharalah Kasih Persaudaraan, dari Keuskupan Agung Ende Nusa Bunga untuk Indonesia dan Dunia
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More