Ratusan Kardinal Siap Ikuti Konklaf Pemilihan Paus Baru di Kapela Sistina Vatikan, Selamat Datang Paus ke-267: Habemus Papam

Oleh Walburgus Abulat Jurnalis dan Pernah Menjadi Ketua Komisi Komsos Paroki Thomas Morus Maumere & Anggota Biro Komsos Keuskupan Maumere

Konklaf merupakan metode historis  tertua untuk memilih kepala negara tertentu  yang masih digunakan hingga saat ini.

Sejarah konklaf atau pemilihan Uskup Roma yang juga Kepala Gereja Katolik Sedunia memiliki kisah panjang dan berbeda dalam rentang waktu tertentu.

Sebelum tahun 1059, pemilihan Uskup Roma dan uskup-uskup lainnya dipilih melalui konsensus di antara para klerus dan umat awam di keuskupan setempat.

Sejak tahun 1059, ada ketegasan dari otoritas Vatikan bahwa Dewan Kardinal ditetapkan sebagai satu-satunya  badan yang berhak memilih Paus.

Meskipun pemilihan dilakukan oleh Dewan Kardinal, namun pada masa tertentu, misal  periode 1268-1271 terjadi intervensi politik  pada pemungutan suara Dewan Kardinal sehingga  terjadi ketegangan.

Melihat situasi ini, maka  Gereja melakukan reformasi terhadap proses pemilihan paus  yang berpuncak pada dikeluarkannya Bula Ubi Periculum  oleh Paus Gregorius X yang diratifikasi dalam Konsili Lyon II pada tahun 1274.

Ada pun reformasi yang dilakukan yang mengacu pada Bula Ubi Periculum ini menggarisbawahi bahwa para kardinal yang memikili suara  harus dalam keadaan terkunci dalam pengasingan atau cum clave (frasa dalam bahasa Latin  yang berarti dengan kunci) untuk melakukan pemilihan secara rahasia dan tidak diizinkan  untuk keluar sampai seorang Paus telah terpilih.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More