Rasionalitas & Moralitas Proses Judisial Hukum Positif

Oleh: Petornius Damat (Dosen Ilmu Hukum Universitas Nusa Cedana Kupang)

Ukuran terendah praktikal moral hilangnya kebahagiaan dan cinta adalah hilangnya senyum dan tertawa. Tersenyum, tertawa adalah formed etiologis yang terpancar, terlihat kondisi substansi otak. Senyum dan tertawa adalah ukuran tujuan hidup bersama kebahagiaan dan cinta. Buah ini akan dihasilkan dari mekanisme positif yang jauh berbeda dari sejarah positifisme legal seperti prasisi peradilan sesat.

Contoh proses positif yang menjaga senyum dan tertawa sebagai berikut, pertama Dalam Alkitab diceritakan kisah Kain membunuh adiknya Habel. Allah menegaskan (Kejadian, 4: 15) “sekali-kali tidak! Barangsiapa yang membunuh Kain, akan dibalaskan kembali tujuh kali lipat.” Kain telah dengan sendirinya mengalami via negative mechanism, Kain dihukum oleh dirinya sendiri. Catatan perbuatan jahat ada dalam otak Kain, itu sudah (cukup) menghukumnya dari dalam. Catatan itu tidak akan terhapus. Kain kehilangan hak dasarnya yaitu kebahagiaaan dan cinta. Kain menjadi penyelidik, penyidik, JPU, hakim untuk dirinya sendiri. Tidak ada upaya hukum dalam self- judicial process pada Kain selain Allah sendiri yang menyelamatkannya.

BACA JUGA:
Mencari Harapan di Kota: Tantangan Migrasi Masyarakat di Desa Welu-Cibal, Manggarai dalam Perspektif Keadilan Sosial
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More