Inovasi teknologi ini membuka ruang bagi AS memproduksi REE senilai 4 miliar dollar AS dan mendaur-ulang batu-bara secara ramahlingkungan. Nilai produk-produk yang membutuhkan logam REE mencapai 4 triliun dollar AS per tahun (Purdue University, 11/10/2017). Menurut Linda Wang (2017), penemu teknologi baru ekstrak REE itu, AS kini memiliki akumulasi coal ash (zat tepung tersisa usai pembakaran batu-bara) sebanyak 1,5 miliar ton untuk produksi REE.
“Coal ash is rich in rare earth elements, as rich as some of the ore deposits. The United States produces about 129 million tons of coal ash every year. Less than half of it is recycled into low-value products. In one example, a coal ash storage dike broke and the ash polluted nearby rivers. It took seven years and $1.1 billion to clean up,” papar Wang (Purdue University, 11/10/2017).
Di sisi lain, jenis REE berat (heavy) dan ringan (light) sangat dibutuhkan untuk aplikasi-aplikasi teknologi tinggi misalnya serat optik, laser, fosfor, penguatan logam mesin pesawat, magnet permanen mobil hybrid, baterai atom, metalurgi, neutron terapi, teknologi MRI, generator turbin angin, stabilisator kristal sel bahan bakar, sistem sonar naval, perangkat kendali reaktor nuklir, dan lain-lain (Hijau, 2012; Doerr, Rotter & Lindbaum, 2005; Extavour, 2011).