Rare Earth Elements (REE) & Rencana Tambang Gamping Di Matim

(bagian 3 dari 4 tulisan)

 

Oksida praseodymium and neodymium REE
Gambar 5. Oksida praseodymium and neodymium REE memasuki tahap akhir produksi pada Advanced Materials Plant, milik Lynas Corp, di Gebeng, Malaysia. (Foto: Sonali Paul/Reuters).

 

Pada 29 April 2020, Pentagon menginformasikan aplikan proyek REE: “put on hold until further research can be conducted”-penundaan hingga penelitian lebih lanjut. Penundaan ini berkaitan dengan  keberatan anggota Kongres Partai Republik terhadap Lynas Corp dan perusahan lainnya yang memiliki jaringan dan hubungan kepemilikan dengan jaringan REE Tiongkok (Jacob Greber, 5/6/2020).

Februari 2020, dalam sosialisasi rencana pembangunan pabrik semen di Luwuk dan tambang gamping di Lengko Lolok, Kabupaten Manggarai Timur (Kab. Matim), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), PT. Semen Singa Merah NTT (Manajer Mario Hideyoki, S.T dan Kosim Susanto, S.T) menjanjikan bahwa PT Semen Singa Merah NTT (SSM) akan mengolah batu gamping (limestones) menjadi semen dengan kapasitas 8 (delapan) juta ton per tahun, membangun pelabuhan kapasitas 100 ribu ton, akses dan pelebaran jalan (Pos Kupang, 14/2/2020).

BACA JUGA:
Gegara Varian Omicron, Ribuan Maskapai di Seluruh Dunia Batal Terbang
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More