Rakorbid DPP PDI Perjuangan, Ansy Lema: Kedaulatan Pangan Kunci Kemajuan Bangsa

“Tiga provinsi dengan IKP terendah (NTT, Papua, dan Papua Barat) adalah provinsi dengan produksi pertanian non beras. Itu berarti, daerah rentan pangan adalah daerah yang bergantung pada pasokan (utamanya beras) dari wilayah dengan indeks pangan tinggi penghasil beras. Maka jelas bahwa pengembangan sektor pertanian terlalu fokus pada beras (rice oriented) yang mengakibatkan pengabaian pangan lokal. Ini saatnya melakukan diversifikasi pangan,” imbuh Ansy.

Ansy menyoroti pula problem luas sawah yang menyusut. Selama 5 tahun, dari 2015–2019, terjadi penyusutan luas sawah sebesar 628.958 hektar di 23 provinsi. Pelebaran luas sawah di beberapa wilayah tidak signifikan. Penyusutan terjadi karena alih fungsi dari lahan pertanian ke non-pertanian yang bersifat tidak produktif, seperti pertambangan. Luas lahan sawah yang menurun mengakibatkan produksi beras menyusut. Pada 2015, produksi beras sebesar 43,82 juta ton dan 2019 sebesar 31,31 juta ton.

“Ini ditambah fakta bahwa para petani di Indonesia didominasi oleh golongan petani dengan luas lahan paling kecil. Data BPS tahun 2018 menunjukkan, petani yang memiliki lahan di bawah 0,50 hektar sebanyak 15,89 juta orang. Sedangkan petani yang memiliki lahan lebih dari 10 hektar hanya 78,6 ribu orang. Penyusutan jumlah lahan dan semakin kecilnya lahan petani sangat berpengaruh terhadap produktivitas. Apalagi saat ini kita mengalami problem regenerasi petani, di mana mayoritas petani kita sudah berusia di atas 45 tahun,” papar Ansy. (Pb-Che)

BACA JUGA:
Jokowi: Kesatuan dan Sentralitas ASEAN Jangan Jadi Mantra Kosong
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More