Puisi “Tini Minta Karet”: Refleksi Bersama Edi Menori

Oleh : Alvares Keupung**

makna puasa
Alvares Keupung

 

TINI MINTA KARET
( Doa Seorang Bocah Untuk Orang Tuanya )

Tuhan Yesus
Tini minta karet
Untuk bermain bersama teman
Tini minta karet
Untuk menghibur ade yang menangis
Tini minta karet
Untuk ikat kado, buat kakek Lazarus yang miskin

Tuhan Yesus
Tini minta karet
Untuk mengikat kaki Papa
Agar betah tinggal di rumah
Tini minta karet
Untuk mengikat kaki Papa
Agar tidak ke tempat judi
Tini minta karet
Untuk mengikat rencana Papa dan Mama
Agar tidak bercabang tidak menentu
Tini minta karet
Untuk mengikat tangan Papa
Agar tidak pukul Mama

Tuhan Yesus
Tini minta karet
Untuk mengikat kaki Mama
Agar tidak arisan terus
Tini minta karet
Untuk mengikat tangan Mama
Agar tidak pukul Tini dan Ade
Tini minta karet
Untuk mengikat mulut mama
Agar tidak maki Papa dan Tini
Tini minta karet
Untuk mengikat mulut mama
Agar tidak menceritakan nama buruk tetangga dan Pastor
Tini minta karet
Untuk mengikat mulut mama
Agar tidak menyebarkan isu yang tidak benar

BACA JUGA:
"Bhineka Tunggal Ika" Indonesia dan "Joaju, Oñondivepa, Ikatu" Paraguay
Berita Terkait
1 Komen
  1. Carlos Sarianto berkata

    Terima kasih atas ulasannya. Sedikit bertanya tentang kutipan pernyataan Rene Descartes: ” Hidup yang tidak dihidupi, tidak layak dihidupi ”. Saya mendalami filsafat Descartes, namun tidak menemukan pernyataan itu. Setahu saya, hanya Socrates yang pernah membuat pernyataan sejenis, tetapi bukan seperti yang dikutip penulis. Socrates berseloroh demikian: ” Hidup yang tidak direfleksikan, tidak layak dihidupi ”. Bukan seperti yang dikutip penulis ” Hidup yang tidak dihidupi, tidak layak dihidupi ”

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More