Puasa: Momentum Mengkonstruksi Nilai-Nilai Kebenaran (Koreksi atas sikap bermedia sosial )
Oleh : Alvares Keupung
Sejujurnya, komunikasi yang demikian dalam bermedia sosial, sesungguhnya telah merampas nilai – nilai moral dalam komunikasi media sosial. Kecenderungan demikian, telah melahirkan sebuah sikap di mana tidak ada lagi kebenaran,keadilan dan etika dalam bermedia sosial. Kebenaran dalam bermedia sosial menjadi sangat perlu, agar apa yang disampaikan sesuai dengan fakta riil. Kebenaran mesti menjadi prinsip utama bagi komunikator untuk menyampaikan informasi kepada komunikan. Prinsip demikian, justru akan melahirkan keadilan informasi dan komunikasi dalam bermedia sosial. Prinsip lain adalah, bermedia sosial mesti dikonstruksi dalam ranah etika. Tanpa etika, informasi dan komunikasi dalam bermedia sosial cenderung barbaris, banal, sarkais, hoaks dan vulgar. Menurut Abdul Samad Arief, dkk, etika komunikasi dibedah dalam dua terminologi, yakni : etika dan komunikasi. Dalam buku Dasar – Dasar Komunikasi Bisnis ( 2021 ), Abdul Samad Arief, dkk, menyebut : ” Etika adalah prinsip untuk mengatur perilaku dalam masyarakat. Sedangkan, komunikasi adalah hubungan interaksi antarmanusia berupa pengiriman dan penerimaan pesan “. Maka, etika komunikasi berarti upaya untuk mengatur perilaku masyarakat dalam membangun relasi antarmanusia melalui informasi entah berupa pengiriman maupun penerimaan pesan dalam bingkai standar moral sosial. Dengan demikian, prinsip kebenaran, keadilan dan etika bermedia sosial hadir sebagai nilai universal kemanusiaan dalam ruang lingkup komunikasi.