
Provinsial SVD Ende Imbau Mahasiswa IFTK Ledalero Mesti Berani Melawan Arus Digital, Konsumeristik, dan Sekuler
Laporan Wall Abulat (Wartawan, dan Alumnus STFK Ledalero)
“Mahasiswa kita yang di Jawa terima uang lewat misi, karena mereka menjaga kepercayaan, tidak makan uang dari anak-anak sekolah ini. Itu kesejahteraan. Tapi misi juga memajukan kesehatan, sehingga mendirikan klinik-klinik jauh sebelum puskesmas ada, dibangun oleh para pastor. Bahkan perhubungan, mereka membangun jembatan-jembatan termasuk jembatan Lorens Say itu uang sebenarnya untuk bangun rumah sakit, poliklinik, tapi karena tidak jadi bangun poliklinik diputuskan dalam Flores-Timor Plan bangun jembatan untuk pelabuhan Lorens Say,” papar Pater Lukas dengan lantang.
Pater mengajak umat sekalian untuk mengerti bahwa kerajaan Allah itu bukan hanya doa, bukan hanya ibadah, tapi harus melakukan sesuatu meningkatkan kesejahteraan.
“Dan yang kita rayakan hari ini, itu karya misi di bidang persekolahan. Pemerintah Belanda hanya bangun SR dan itu terbatas pada anak-anak raja, kapitan. Tetapi ketika misionaris masuk, mereka membuka sekolah dasar 3 tahun, lalu ditingkatkan ke-6 tahun, buka SMP, SMA dan tahun 1955 mau membuka perguruan tinggi tapi tidak diizinkan oleh tentara.