Program Makan Bergizi Gratis Perlu Pendekatan Berbasis Budaya Lokal
Pendekatan ini harus mempertimbangkan kebiasaan dan preferensi makanan sehari-hari masyarakat setempat.
Misalnya, di daerah pantai, masyarakat mungkin lebih terbiasa dengan konsumsi ikan, sementara di pegunungan, pola makan mereka bisa berbeda. “Untuk itu, kita harus buat matriks yang jelas,” ujarnya.
Dalam rangka menciptakan program ini berjalan efektif, Andreasta juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi berbagai pihak dan stakeholder.
Hal ini bertujuan agar saat program dilaksanakan, sudah ada skema yang tepat sehingga dapat menemukan satu model yang bisa diterapkan di berbagai lokasi.
“Harus dibedah berdasarkan kondisi sosial budaya masyarakatnya dan kapasitas sumber daya lokalnya untuk menyuplai bahan makanan sampai dengan kesiapan dapur,” jelasnya.
Lebih lanjut, Andreasta menjelaskan penelitian dan kajian dari akademisi sangat diperlukan untuk memastikan program makanan gizi gratis benar-benar efektif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Karenanya, kementerian terkait harus memberikan mandat kepada peneliti untuk melakukan kajian di area-area spesifik.