Produk UMKM NTT Dikenal Dunia lewat 2nd Sherpa Meeting G20, Pelaku UMKM: Kesempatan Kami untuk Promosi

Pemilik Sentra Tenun Ikat Forlavivian, Wati Ontong, menyatakan bahwa pameran itu menjadi salah satu kesempatan untuk memperkenalkan produknya kepada seluruh delegasi G20 dari mancanegara.

“Momen seperti itu menjadi kesempatan kami untuk promosi, sehingga bisa dikenal ke mancanegara,” kata Wati Ontong, saat ditemui InfoPublik di Hotel Meruorah Labuan Bajo, Minggu (10/7/2022).

Menurut Wati, semua produk yang dipamerkan merupakan buatan asli dari penduduk Manggarai Barat (Mabar) di antaranya, kain tenun khas NTT, anyaman, topi, baju, selendang, tas dan lainnya.

Harga produk yang dipasarkan berkisar Rp120 ribu- Rp250 ribu untuk selendang. Sedangkan untuk baju atau kain panjang 4 meter harga berkisar Rp600 ribu- Rp2,5 juta.

Untuk pembuatan satu buah sarung, terang Wati, rata-rata penenun membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Hal itu dikarenakan rata-rata mereka berprofesi sebagai petani, sehingga dibuat dengan memanfaatkan waktu senggang untuk menenun.

“Mereka menggunakan waktu yang tersisa untuk menenun. Itu juga sudah dijadikan lahan pencarian utama mereka, karena permintaan sudah cukup besar,” terang dia.

BACA JUGA:
MenPANRB Terbitkan Surat Edaran Larang ASN Mudik dan Cuti
Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More