Masyarakat Negara Kesatuan Republik Indonesia, saat ini sedang menuju ambang dekat Pemilu, 14 Februari 2024. Langkah yang semakin mendekatkan bangsa ini ke arah pelaksanaan Pemilu adalah kampanye. Secara artifisial, kita menyaksikan pelbagai kampanye yang fenomenal, atraktif dan ekspresif yang kerap hadir bersama dengan para politisi dalam setiap momentum kampanye. Saya sebut : pelbagai baliho sebagai media kampanye yang hadir dengan berbagai foto politikus dengan beragam ekspresi, tidak sedikit juga menghadirkan slogan – slogan yang meyakinkan pemilih, panggung – panggung kampanye yang tidak sedikit menghadirkan artis lokal dan artis luar ditambah para dancer yang tampil atraktif menghibur. Apakah itu sudah cukup ? Tidak !
Esensi dari Pemilu, sekali lagi untuk mengimplementasikan nilai – nilai demokrasi. Maka, kita tidak hanya mengerti dan memahami – Nya sebatas hal yang artifisial ( yang fenomenal,.artifisial dan ekspresif ), tetapi selebihnya kita harus mengerti dan memahaminya secara lebih esensial dan substansial. Dalam kerangka pemahaman yang demikian, semua komponen dalam Pemilu ( penyelenggara, politikus, partai politik dan rakyat ), tidak lain dan tidak bukan harus berpegang teguh pada komitmen moral. Dan saya sangat meyakini, bahwa dengan berpegang teguh pada komitmen moral, Pemilu kita akan melahirkan demokrasi bangsa yang berkualitas.