Polemik UKT: Pendidikan Gratis Menyebabkan Pengangguran Gratis

Oleh Yohanes Yarno Dano, Ketua & Pendiri Lembaga Pemerhati Demokrasi Indonesia (LPDI)

“Yang penting rakyat setuju atau tidak? Penting atau tidak? Anak- anak kita penting atau tidak dapat makan dan minum susu? Mau nggak kalian, anak-anakmu kuat, pintar, cerdas, mau atau tidak?” ujar Prabowo dalam acara Kampanye Akbar Pasangan Calon (Paslon) nomor urut dua, pada Sabtu, 10 Februari 2024 yang dihelat di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, dikutip dari tempo.co.

Hal ini menunjukkan bahwa makan siang gratis bagi Prabowo menjamin kecerdasan anak bangsa, artinya dalam konteks ini sangat jelas mengaskan bahwa jika makan siang gratis dijalakan pendidikan gratis sudah tidak perlu dijalankan, sebab sudah menjamin kecerdasan dan kesejahteraan anak bangsa. Di sinilah letak paradoksnya tesis Prabowo mengenai pendidikan gratis. Pada akhirnya beliau tersesat dalam program dan tesisnya sendiri.

Sungguh sangat menyedihkan melihat peresiden yang terpilih merespon polemik substansial semacam ini. Seharusnya sebagai presiden terpilih mengkoreksi lebih tajam terkiat sistem pendidikan yang sudah dijalankan selama ini. Misalnya saja dimulai dengan pertanyaan yang mendasar, mengapa begitu banyak sarjana yang masih nganggur? Lalu kemudian masuk kedalam hal-hal yang substansi seperti sistem kuliah penjurusan dan sertifikasi yang berbasis universitas, apakah masih perlu diterpakan atau tidak. Namun faktanya, Langkah yang diambil cendrung mengambil posis nyaman dan aman.

Berita Terkait
Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan ditampilkan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

This website uses cookies to improve your experience. We'll assume you're ok with this, but you can opt-out if you wish. AcceptRead More